A.
Judul
Implementasi Pendekatan Kontekstual
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika (PTK pada
Siswa Kelas V SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun
Pelajaran 2008/2009)
B.
Nama Penulis
Komariah (Guru Kelas V SD Negeri 3
Mekarsari)
C.
Bidang Kajian
Matematika tentang Menggunakan Pecahan
dalam Pemecahan Masalah
D.
Abstrak

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Mata
Pelajaran Matematika, Implementasi Pendekatan Konstektual
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperbaiki
kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran matematika melalui penggunaan
pendekatan kontekstual.Diharapkan melalui penggunaan pendekatan tersebut tujuan
yang diharapkan dapat dicapai oleh seluruh siswa kelas V SD Negeri 1 Mekarsari,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2008/2009.Waktu
pelaksanaannya, sesuai dengan kalender akademik di sekolah, agar tidak
mengganggu jalannya aktivitas KBM.Rancangan penelitian yang ditempuh, yakni penelitian
tindakan kelas, yang terdiri atas empat tahapan berikut membuat perencanaan
tindakan, melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan
merefleksi tindakan.Penelitian tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus.Adapun
data penelitian ini, meliputi catatan lapangan, catatan hasil pengamatan,
dokumentasi perencanaan, dan hasil evaluasi.Teknik pengumpulan data yang
digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan diskusi.Teknik analisis
data menggunakan teknik kualitatif model mengalir, meliputi tahap reduksi data,
pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data. Untuk menguji keabsahan data
dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi)
dengan kolabolator dan siswa. Setelah menyelesaikan penelitian ini, diperoleh
simpulan sebagai berikut
: (1) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki dampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus
II (77,27%), siklus III (86,36%); dan (2) penerapan pendekatan kontekstual
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban
siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pendekatan
kontekstual sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
|
E.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
Masalah

Pada
pembelajaran CTL guru tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta tetapi
guru hendaknya mendorong siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka
sendiri. Melalui CTL siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan
‘menghapal’. Dalam pembelajaran, guru perlu memahami konsepsi awal yang
dimiliki siswa dan mengaitkan dengan konsep yang akan dipelajari.
Konsepsi awal
ini dapat direkam dari pekerjaan siswa dalam LKS dan dari jawaban siswa
terhadap pertanyaan-pertanyaan guru yang disampaikan pada awal
pembelajaran.Dalam pembelajaran biasanya siswa malu atau takut bertanya kepada
gurunya dan lebih suka bertanya kepada teman-temanya.Oleh karena itu
implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif berbantuan
LKS perlu diterapkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (a)
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Mekarsari dengan
implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif berbantuan
LKS., (b) mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap implementasi pendekatan
kontekstual melalui pembelajaran kooperatif berbantuan LKS.
Berdasarkan
latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas
pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Mekarsari Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis
Tahun Pelajaran 2008/2009)”.
b.
Rumusan Masalah
Masalah adalah
segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang memerlukan pemecahan
jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat berhasil dengan baik.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Adakah peningkatan hasil
belajar siswa melalui implementasi pendekatan konstektual pada siswa Kelas V SD
Negeri 1 MekarsariKecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis?
c.
Tujuan Perbaikan
Tujuan utama penelitian ini, yaitu:
1.
Menghasilkan
model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan hasil belajar matematika
pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
2.
Mengetahui
adanya peningkatan hasil belajar melalui impelementasi pendekatan konstektual
pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
3.
Meningkatkan
keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran yang akan membawa peningkatan hasil
belajar melalui impelementasi pendekatan konstektual pada siswa Kelas V SD
Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
F.
Kajian Teori
a. Pengertian
Belajar Matematika
Menurut Effendi (1980 : 148)“Belajar matematika berarti
mempelajari fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran”. Demikian pun menurut Soleh (1998:3) bahwa“Belajar matematika adalah
belajar tentang bilangan, belajar menjumlah, mengurangi dan membagi yang
terdapat dalam aljabar, aritmatika, dan geometri”.
Jadi belajar matematika adalah melibatkan diri yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang semuanya telah tersusun
secara hirarki dari konsep-konsep yang rendah sampai konsep-konsep yang lebih
tinggi.
b.
Pendekatan Kontektual
Borko
dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual,guru memilih
konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan cara mengaitkanpembelajaran
dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana anak hidup dan beradaserta dengan
budaya yang berlaku dalam masyarakatnya(http.//www.contextual.org.id).
Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan,keterampilan, nilai dan sikap yang ada
dalam materi dikaitkan dengan apa yangdipelajari dalam kelas dan dengan
kehidupan sehari-hari (Dirjen Dikdasmen, 2001: 8).
Dengan
memilih konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan kepada pemikiranagar
tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja,
tetapidiajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam
kehidupanmereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat
luas.Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam
mencapaitujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama
untukmerumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupapengetahuan,
keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kataguru.
Penggunaan
pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untukmengembangkan ranah
pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untukmengembangkan sikap,
nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalahyang terkait dengan
kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan sesamateman, misalnya
melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkanketrampilan sosial
(social skills) (Dirjen Dikmenum,
2002: 6). Lebih lanjut Schaible,Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:
172) menyatakan bahwa pendekatankontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang
sebenarnya dalam penelitiandengan menghadapkan anak didik pada bidang
penelitian, membantu merekamengidentifikasi masalah yang konseptual atau
metodologis dalam bidang penelitiandan mengajak mereka untuk merancang cara
dalam mengatasi masalah.
Pembelajaran
kontekstual dilaksanakan sebagai aplikasi dalam pemaknaanbelajar dan proses
belajar dalam arti yang sesungguhnya. Hal ini didasarkan padalandasan teoritis
tentang belajar aktif yang tidak semata-mata menekankan pada pengetahuan yang
bersifat hapalan saja.Siswa harus aktif mencari, menemukanpengetahuan tersebut
dengan keterampilan secara mandiri.Peran guru dalam contextual learning berbeda dengan perannya dalam
kelastradisional.Dalam kelas tradisional, guru merupakan satu-satunya penguasa
danpemberi informasi, guru memberikan informasi pengetahuan dan siswa yang
baikmenyerap pengetahuan tersebut tanpa banyak bertanya.Di sisi lain, pada
kelaskontekstual, setelah pembelajaran berlangsung guru berperan sebagai
fasilitator; gurusekedar memberikan informasi untuk merangsang pemikiran.Para
siswa didoronguntuk bertanya dan mengemukakan ide-idenya.
c. Hasil Belajar
Siswa adalah
nilai yang diperoleh siswa selama kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar yang
diukur pada pembelajaran yang berlandaskan KTSP meliputi kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Maka guru tidak hanya menilai siswa dari aspek intelektual
tetapi kemampuan sosial, sikap siswa selama proses belajar mengajar serta
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga dinilai oleh guru. Siswa yang
telah mengalami pembelajaran diharapkan memilki pengetahuan dan ketrampilan
baru serta perbaikan sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dialami
siswa tersebut. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa dalam menyerap materi. Sebaiknya hasil belajar yang telah dinilai oleh guru diberitahukan
kepada siswa agar siswa mengetahui kemajuan belajar yang telah dilakukannya
serta kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Penilaian hasil belajar pada
akhirnya sebagai bahan refleksi siswa mengenai kegiatan belajarnya dan refleksi
guru terhadap kemampuan mengajarnya serta mengevaluasi pencapaian target
kurikulum.
G.
Metodologi Penelitian
a.
Tempat Penelitian
Tempat
penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan.Penelitian ini bertempat di SD Negeri 1
Mekarsari, tepatnya di Kelas 5.
b. Waktu
Penelitian
Waktu
penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2008
semester genap.
c. Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Mekarsari pada mata pelajaran
matematika materi pecahan
d. Metode Penelitian

e. Instrumen
Penelitian
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian, meliputi:
1.
Silabus, yaitu
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan
kelas, serta penilaian hasil belajar.
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3.
Lembar Kegiatan Siswa, yaitu lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4.
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
1)
Lembar observasi pengolahan metode
pembelajaran demonstrasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
2)
Lembar observasi aktivitas siswa dan
guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5.
Tes formatif, yakni tes
ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini
diberikan setiap akhir putaran.Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda
(objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46.
f. Teknik Pengumpulan
Data
Data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan tes dalam
implementasi pendekatan kontekstual pada pembelajaran di kelas V SD Negeri 1
Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
g. Teknik
Analisis Data
Untuk
mengetahui keefektifan suatu pendekatan dalam kegiatan pembelajaran perlu
diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu teknik penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk
mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah
proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis
ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.
Untuk menilai ulangan atu tes
formatif
Peneliti
melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes
formatif dapat dirumuskan:
Dengan :
=
Nilai rata-rata

Σ X =
Jumlah semua nilai siswa
Σ N =
Jumlah siswa
2.
Untuk ketuntasan belajar
Ada
dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar KTSP (Depdiknas, 2007), yaitu
seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65,
dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah
mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
H.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.
Hasil Penelitian
Siklus I
a. Tahap
Perencanaan
Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
b. Tahap
Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 April
2008 di kelas V dengan jumlah siswa 22 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada
akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1
|
60
|
√
|
12
|
60
|
√
|
||
2
|
70
|
√
|
13
|
80
|
√
|
||
3
|
70
|
√
|
14
|
70
|
√
|
||
4
|
60
|
√
|
15
|
80
|
√
|
||
5
|
80
|
√
|
16
|
70
|
√
|
||
6
|
80
|
√
|
17
|
90
|
√
|
||
7
|
70
|
√
|
18
|
60
|
√
|
||
8
|
70
|
√
|
19
|
60
|
√
|
||
9
|
60
|
√
|
20
|
70
|
√
|
||
10
|
80
|
√
|
21
|
70
|
√
|
||
11
|
50
|
√
|
22
|
60
|
√
|
||
Jumlah
|
750
|
7
|
4
|
Jumlah
|
770
|
8
|
3
|
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata
Skor Tercapai 69,09
|
Keterangan:
T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah
siswa yang tuntas : 15
Jumlah
siswa yang belum tuntas : 7
Klasikal : Belum
tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes
Siklus I
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus I
|
1
2
3
|
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
69,09
15
68,18
|
Dari
tabel 4.2 dan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pendekatan kontekstual pada pembelajaran matematika diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15
siswa dari 22 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal
siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya
sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pendekatan
kontekstual.
Siklus II
a. Tahap
perencanaan
Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
b. Tahap
kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 April
2008 di kelas V dengan jumlah siswa 22 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada
akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.Adapun data hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1
|
60
|
√
|
12
|
90
|
√
|
||
2
|
80
|
√
|
13
|
80
|
√
|
||
3
|
80
|
√
|
14
|
80
|
√
|
||
4
|
90
|
√
|
15
|
80
|
√
|
||
5
|
90
|
√
|
16
|
80
|
√
|
||
6
|
60
|
√
|
17
|
60
|
√
|
||
7
|
80
|
√
|
18
|
80
|
√
|
||
8
|
70
|
√
|
19
|
70
|
√
|
||
9
|
60
|
√
|
20
|
60
|
√
|
||
10
|
80
|
√
|
21
|
80
|
√
|
||
11
|
90
|
√
|
22
|
80
|
√
|
||
Jumlah
|
840
|
8
|
3
|
Jumlah
|
840
|
9
|
2
|
Jumlah Skor 1680
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata
Skor Tercapai 76,36
|
Keterangan:
T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah
siswa yang tuntas : 17
Jumlah
siswa yang belum tuntas : 5
Klasikal : Belum
tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus II
|
1
2
3
|
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
76,36
17
77,27
|
Dari
tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa dari 22
siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah
guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes
sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan
guru dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika.
Siklus III
a. Tahap
Perencanaan
Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung
b. Tahap
kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 27 April
2008 di kelas V dengan jumlah siswa 22 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada
siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada
akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil
peneitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1
|
90
|
√
|
12
|
90
|
√
|
||
2
|
90
|
√
|
13
|
90
|
√
|
||
3
|
90
|
√
|
14
|
90
|
√
|
||
4
|
80
|
√
|
15
|
60
|
√
|
||
5
|
90
|
√
|
16
|
90
|
√
|
||
6
|
80
|
√
|
17
|
80
|
√
|
||
7
|
90
|
√
|
18
|
70
|
√
|
||
8
|
60
|
√
|
19
|
70
|
√
|
||
9
|
90
|
√
|
20
|
80
|
√
|
||
10
|
90
|
√
|
21
|
90
|
√
|
||
11
|
60
|
√
|
22
|
80
|
√
|
||
Jumlah
|
910
|
9
|
2
|
Jumlah
|
890
|
10
|
1
|
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata
Skor Tercapai 81,82
|
Keterangan:
T
:
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah
siswa yang tuntas : 19
Jumlah
siswa yang belum tuntas : 3
Klasikal
:
Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus III
|
1
2
3
|
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
81,82
19
86,36
|
Berdasarkan
tabel 4.6 dan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar
81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum
mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II.Adanya peningkatan hasil belajar pada
siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan pendekatan kontekstual sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan
pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang
telah diberikan.Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai,
sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada
tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih
kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pendekatan
kontekstual. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai
berikut:
1)
Selama proses belajar mengajar guru
telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek
yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2)
Berdasarkan data hasil pengamatan
diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3)
Kekurangan pada siklus-siklus
sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih
baik.
4)
Hasil belajar siswa pada siklus III
mencapai ketuntasan.
d. Revisi
Pelaksanaan
Pada
siklus III guru telah menerapkan pendekatan kontekstual dengan baik dan dilihat
dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar
mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu
banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pendekatan
kontekstual yang dilaksanakan dapat meningkatkan proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.
Pembahasan
a. Ketuntasan
Hasil belajar Siswa
Melalui
hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran matematika memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus
I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
b. Kemampuan
Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan
analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami
peningkatan.
c. Aktivitas
Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan
analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika
materi pecahan yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan
alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
dapat dikategorikan aktif.Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran
telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran pendekatan kontekstual dengan
baik.Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep,
menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
I.
Simpulan
Dari
hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang
ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
2.
Penerapan pendekatan kontekstual
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban
siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pendekatan
kontekstual sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
J.
Daftar Pustaka
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik,
Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce,
Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of
Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah.
1999. Analisis Butir Tes. Surabaya:
Universitas Press.
Mukhlis,
Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan
Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru
se-Kabupaten Tuban.
Nur,
Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk
Belajar. Surabaya. University Press.Universitas Negeri Surabaya.
Suryosubroto,
B. 1997.Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman,
Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko.
2002. Metode Pembelajaran Konsep.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
http://contextual.org
diakses tanggal 15 April 2009
Casino | MapyRO
BalasHapusCasino. Casino type. Address. 24 Highway 183, Suite 영천 출장안마 206, 순천 출장안마 Suite 206, Suite 209, Suite 211, Suite 213, Suite 214, Suite 220, 신규 바카라 사이트 Suite 221, Suite 김해 출장마사지 222, 광주광역 출장샵 Suite